Sabtu, 05 Oktober 2019


Menulis dan Berburu



العلم صيد والكتابة قيده **** قيد صيودك بالحبال الواثقة
فمن الحماقة أن تصيد غزالة **** وتتركها بين البرية طالقة

Sekitar  dua belas tahun lalu saya mendapatkan mahfudlot (kata mutiara) diatas dari guru saya. Kalau boleh saya terjemahkan bebas bahwa mahfudlat tersebut mengiaskan ilmu dengan binatang buruan dan dan tulisan sebagai tali kekangnya. ketika misalnya seseorang sudah mendapatkan binatang buruannya, dan meninggalkannya di tengah hutan, maka sudah barang pasti buruannya akan hilang. Sama seperti dengan ilmu. Jika seseorang mencari ilmu dan telah mendapatkannya tapi tidak menulisnya, bisa jadi ia akan lebih mudah melupakannya.

Saat itu saya belum benar-benar paham bagaimana mengaplikasikan perkataan Ali bin Abi Thalib ini di kehidupan nyata saya. Lalu beberapa hari yang lalu saya merenung sejenak tentang menulis, dan saya teringat lagi tentang mahfudlat masa lampau tersebut.  Menulis adalah tentang aksi, bukan hanya tentang ide. Menulis itu seperti orang berburu, ketika mengenai sasaran dan segera di ikat maka dia berhasil di satu proses.

Saya kembalikan lagi ke diri saya saat ini ada beberapa ide-ide menulis tentang A,B,C sampai Z dan tidak jarang saya menundanya untuk menulis, maka saya mau tidak mau harus mengikhlaskan ide tersebut terbang atau suatu saat nanti mungkin saya akan membacanya di tulisan orang lain. Saat ini saya bersukur mempunyai komunitas menulis yang luar biasa mempunya horizon semangat kepenulisan yang kental. Maka inilah yang saya jadikan busur panah, yup.. menurut saya kita tidak hanya perlu mempunyai skill menulis, tapi juga alat untuk mempermudah proses menulis kita. Menyulut semangat kita yang seringkali redam.

Menyimpan ide di memori otak sama saja dengan membiarkannya tertumpuk dan hilang terbawa arus pikiran kita yang lain, atau ketika hendak ingin menulis bingung lagi apa yang hendak ditulis. Tulisan ini saya tulis untuk mengingatkan diri saya sendiri dan teman-teman yang menyempatkan membaca tulisan ini untuk menyegerakan menggerakkan jemarinya, meluangkan waktu untuk menuangkan ide-ide yang menumpuk. Atau bahkan yang belum ada ide, mungkin saja dengan melatih  membiasakan jemari menyentuh tombol-tombol akan mengaktifkan lagi sel-sel otak kita. Membuka memori-memori lama, informasi yang usang untuk diupdate kembali. 
Semangat… !! terimakasih tim Nulisyuk yang sudah menghidupkan lagi literasi generasi Indonesia. 
#nulisyuk
#belajarmenulis
#nulisyukbatch37

Tidak ada komentar:

Posting Komentar