Menulis dan Berburu
العلم صيد والكتابة قيده **** قيد
صيودك بالحبال الواثقة
فمن الحماقة أن تصيد غزالة **** وتتركها بين البرية طالقة
فمن الحماقة أن تصيد غزالة **** وتتركها بين البرية طالقة
Sekitar dua belas tahun lalu saya mendapatkan mahfudlot
(kata mutiara) diatas dari guru saya. Kalau boleh saya terjemahkan bebas
bahwa mahfudlat tersebut mengiaskan ilmu dengan binatang buruan dan dan tulisan
sebagai tali kekangnya. ketika misalnya seseorang sudah mendapatkan binatang
buruannya, dan meninggalkannya di tengah hutan, maka sudah barang pasti
buruannya akan hilang. Sama seperti dengan ilmu. Jika seseorang mencari ilmu
dan telah mendapatkannya tapi tidak menulisnya, bisa jadi ia akan lebih mudah melupakannya.
Saat
itu saya belum benar-benar paham bagaimana mengaplikasikan perkataan Ali bin
Abi Thalib ini di kehidupan nyata saya. Lalu beberapa hari yang lalu saya merenung
sejenak tentang menulis, dan saya teringat lagi tentang mahfudlat masa lampau
tersebut. Menulis adalah tentang aksi,
bukan hanya tentang ide. Menulis itu seperti orang berburu, ketika mengenai
sasaran dan segera di ikat maka dia berhasil di satu proses.
Saya
kembalikan lagi ke diri saya saat ini ada beberapa ide-ide menulis tentang
A,B,C sampai Z dan tidak jarang saya menundanya untuk menulis, maka saya mau
tidak mau harus mengikhlaskan ide tersebut terbang atau suatu saat nanti mungkin
saya akan membacanya di tulisan orang lain. Saat ini saya bersukur mempunyai
komunitas menulis yang luar biasa mempunya horizon semangat kepenulisan yang kental. Maka inilah yang saya jadikan busur panah, yup.. menurut saya kita tidak
hanya perlu mempunyai skill menulis, tapi juga alat untuk mempermudah proses
menulis kita. Menyulut semangat kita yang seringkali redam.
Menyimpan
ide di memori otak sama saja dengan membiarkannya tertumpuk dan hilang terbawa
arus pikiran kita yang lain, atau ketika hendak ingin menulis bingung lagi apa
yang hendak ditulis. Tulisan
ini saya tulis untuk mengingatkan diri saya sendiri dan teman-teman yang menyempatkan membaca tulisan ini untuk menyegerakan menggerakkan jemarinya, meluangkan waktu untuk
menuangkan ide-ide yang menumpuk. Atau bahkan yang belum ada ide, mungkin saja
dengan melatih membiasakan jemari menyentuh tombol-tombol akan mengaktifkan lagi sel-sel otak kita. Membuka
memori-memori lama, informasi yang usang untuk diupdate kembali.
Semangat…
!! terimakasih tim Nulisyuk yang sudah menghidupkan lagi literasi generasi Indonesia.
#nulisyuk
#belajarmenulis
#nulisyukbatch37
Tidak ada komentar:
Posting Komentar